Blogger templates

Komunitas Blogger Kalimantan Selatan Blogger Banua

Sunday 24 March 2013

Menulis Berawal Dari Membaca


di ambil dari perpustakaan.org
Ini hukum mutlak bagi setiap penulis. Siapa yang mau nulis pastinya karena mereka suka membaca. Kadang ada istilah suka nulis tapi males nulis. Hal ini bisa karena yang namanya kitanya yang jarang baca. Membaca itu penting apalagi untuk yang berniat menjadi penulis. Terkadang merasa cukup dengan modal suka nulis belum memadai jika ingin membuat suatu tulisan yang bermutu.

Sehingga, memang sebaiknya dan memang harus membaca, membaca dan membaca. Karena dengan membaca kosa kata kita akan bertambah dengan sendirinya disamping kita juga mendapatkan pengetahuan baru dari bacaan itu ya paling tidak ilmu yang kita punya kembali direfresh saat kita membaca.  Dan perlu disesuaikan tulisan apa yang ingin kita tulis, maka jenis bacaan sejenis lah yang perlu kita sering baca, disamping bacaan yang lain juga. Bahkan untuk sebuah karya fiksi kita bisa jadi melakukan observasi yang bisa diwakili dengan membaca. Apalagi yang bukan non-fiksi.
Akhir-akhir ini saya harus bilang, agak males baca, sehingga implikasinya juga pada malas menulis. Hal penting lain adalah ketika keinginan membaca itu muncul maka segerakanlah membaca. Apapun yang penting positif, selain untuk memperkaya wawasan ini bisa juga menjadi pancingan agar kita menjadi rajin juga nulisnya.
Minggu, 24 Maret 2013 saya dan teman teman FLP mengadakan acara rutin yaitu forum kepenulisan alias FK. Nah di FK kali ini kami bahas masalah tema horor dan thriller. Disini saya tidak membahas materi horor dan thriller ini. Saya hanya akan bahas betapa membaca itu benar-benar penting bagi seorang penulis. Kalau boleh diibaratkan bagaikan jantung dengan pembuluh nadi. Yang jelas tidak bisa dipisahkan dari yang namanya aliran darah. Dalam sebuah keberlanjutan tulisan, membaca itu ibarat jantung yang mempompa ide-ide yang bagaikan darah untuk dialirkan dalam sebuah aliran tulisan yang dirangkai oleh seorang penulis.
Kak nailiya noor hikmah (kak Nai) benar-benar menegaskan sekali bahwa yang namanya membaca itu penting penting dan penting. Gak ada tawaran pokoknya membaca! Titik
Bohong namanya kalau suka nulis tapi nggak suka baca. Tapi bisa jadi ada titik dimana frekuensi baca tidak banyak, namun bisa dibilang saat frekuensi bacanya berkurang frekuensi nulisnya juga berkurang. Tapi saat membaca mulai gencar lagi di lakukan maka menulis pun akan lancar. Yang perlu dicatat disini, membaca bukan berarti membaca buku yang seabrek. Membaca ada dua tipe membaca yang tertulis dan membaca lingkungan sekitar. Bagi pemula, (ini yang saya rasakan) bahwa membaca buku-buku itu jauh sangat membantu untuk memulai untuk menulis. Semakin berkualitas bacaan kita maka secara tidak langsung itu akan membuat tulisan kita juga berkualitas. Semakin banyak tulisan kita yang berkualitas sedikit demi sedikit level kita sebagai penulis juga naik. Sehingga pembacaan kita tidak terpaku pada apa yang tertulis tapi juga pada apa yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Pada fitrahnya ide tidak hadir setiap saat. Sehingga saat ide itu muncul langsung segera eksekusi ide tersebut meski hanya menjadi sebuah tulisan yang tidak lebih dari 1 paragraf. Semangat terus membaca ya sobat, biar menulis kitapun ikut terpompa. J

No comments:

Post a Comment